Sukanto Tanoto: Seorang Penggemar Buku

Seorang pegawai RGE pernah berkata bahwa Ketua Sukanto Tanoto memiliki daya ingat yang kuat, dia membaca dengan cepat sekali dan sangat cepat dalam mengolah informasi.

Sebagai seorang penggemar buku, dia juga menyerap berbagai opini dari beragam buku dan mengombinasikannya dengan pengetahuan yang dia peroleh di sekolah, menggunakan hasil kombinasinya untuk dipadukan dengan masalah-masalah praktis dalam bisnis, kemudian menjadikan semua paduan itu sebagai metodologi yang berguna. Di mana pun dia berada, baik di rumah maupun di luar negeri, setiap kali dia melihat berita industri yang penting ataupun informasi lain yang signifikan, dia akan langsung membagikan informasi itu kepada jajaran manajemen seniornya. Dia mengajak para staf dan anak-anaknya untuk membaca, berpikir, dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh.

Pengetahuan yang begitu banyak yang diperolehnya itulah yang membuat Sukanto Tanoto mampu memecahkan tradisi dan berinovasi baik dalam pengembangan maupun manajemen bisnis.

Karakter Sutanto Tanoto

Menjadi seorang pengusaha sukses dan 10 orang terkaya di Indonesia, Sukanto Tanoto juga menghadapi banyak ketidaksukaan dari berbagai pihak. Itu sifat dasar manusia, iri terhadap kesuksesan orang lain dan rasa iri yang ekstrem itu akan diinterpretasikan dalam bentuk perilaku dan tindakan yang sangat tidak bermartabat.

Sebagai seorang pengusaha sukses, otomatis lebih banyak tanggung jawab yang ditambahkan kepada diri juga bisnisnya dan orang-orang akan berharap lebih tinggi terhadap diri dan tindakannya. Sukanto Tanoto tidak memperoleh keistimewaan ini dengan begitu saja, dia terus memberikan kontribusinya kepada masyarakat, karena dia menyadari bahwa dia mampu melakukan hal itu. Namun, bertentangan dengan yang dikatakan pihak lain, Sukanto Tanoto tidak melakukan semua ini hanya untuk memperoleh dukungan dari masyarakat atau untuk mendapat popularitas. Jika dia ingin melakukannya, dia bisa melakukannya dengan cara yang lebih efisien dan mempublikasikan semua perbuatan baiknya. Bahkan, banyak dari kontribusinya yang tidak tercatat, apalagi dipublikasikan.

Tidak seperti taipan lainnya, Sukanto Tanoto menjadi seorang biliuner atas usahanya sendiri yang telah melalui berbagai kesulitan dan penderitaan sejak ia muda. Dia mengerti arti penderitaan dan mengerti bagaimana rasanya menjadi orang yang sangat membutuhkan. Pengalaman itu tidak sekadar menjadi memori yang tidak berguna baginya, justru sebaliknya, membentuk karakternya. Seperti kapal yang berlayar mengarungi lautan, karakternya bertindak sebagai pendukung dari bawah permukaan air; banyak orang dapat melihat dek dipoles dan berlayar mewah di atas permukaan air (dalam hal ini adalah bisnisnya), tapi apa yang memungkinkan kapal untuk berlayar adalah karakternya yang kuat dan integritasnya.

Seri Kewirausahaan

Tanoto Foundation yang didirikan oleh Sukanto Tanoto berkontribusi untuk mengurangi kemiskinan melalui Pendidikan, Pemberdayaan, dan Peningkatan. Yayasan ini memiliki berbagai inisiatif yang memberikan manfaat yang berarti dan abadi kepada orang yang membutuhkan. Kewirausahaan juga merupakan salah satu inisiatif yang bermanfaat yang sangat dipercaya yayasan.

Tanoto Foundation bekerja sama dengan Universitas Indonesia menyelenggarakan Tanoto Entrepreneurship Series 2013 dengan tema “Entrepreneurs Innovative Behaviour and Business Success”.

Acara ini untuk mendukung upaya pemerintah dalam mempromosikan semangat kewirausahaan juga meningkatkan perilaku para mahasiswa program MM-FEUI. Acara ini dibuka secara resmi oleh Anderson Tanoto yang membagikan perjalanan ayahnya, Sukanto Tanoto, dan bagaimana Sukanto mengelola semuanya itu hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang.

Tanoto Entrepreneurship Series ini secara khusus dirancang oleh Tanoto Foundation dan Universitas Indonesia dan merupakan impian yang menjadi kenyataan bagi Sukanto Tanoto untuk membuktikan bahwa kaum muda Indonesia memiliki kemampuan dan potensi melebihi para kompetitor yang kuat di seluruh dunia.

Sukanto Tanoto: Filosofi Bisnis

1) Membangun berbagai bisnis yang memiliki Manfaat Kompetitif Berkelanjutan dan tidak bergantung pada subsidi dan proteksi.

2) Pengetahuan lokal penting – Pahami lingkungan, budaya, dan cara hidup masyarakat setempat serta berkomunikasilah dalam bahasa mereka.

3) Hindari “Sindrom Boneka Rusia” (mempekerjakan orang yang lebih pandai dari Anda).

russian doll

4) Manajemen Subordinasi – Penugasan dan Delegasi.

Sukanto Tanoto: Menilik kehidupan pribadinya

Anggota keluarga Sukanto Tanoto berjumlah enam orang. Dia memiliki empat orang anak. Suatu kali Sukanto Tanoto pernah berkata secara terus terang bahwa hari libur anak-anaknya menjadi waktu bagi mereka merasa benar-benar rileks. Seluruh anggota keluarga biasanya berlibur ke luar negeri. Sukanto Tanoto, ayah yang sangat disiplin, dan dia sungguh-sungguh memperhatikan perkembangan karakter anak-anaknya.

Dia tidak pernah memanjakan anak-anaknya. “Anak-anak sekarang hidup dalam kondisi yang sangat berkecukupan. Saya selalu memberitahu mereka bahwa masih banyak orang yang kelaparan, dan masih banyak juga orang yang membutuhkan pertolongan kita,” katanya. Tidak usah merasa malu untuk belajar dari orang yang lebih rendah dari kita, untuk memperoleh pengetahuan yang tak terbatas, untuk menjadikan diri kita sebagai contoh bagi orang lain, dan selalu berusaha ketika melakukan sesuatu merupakan nasihat Sukanto Tanoto kepada kaum muda.

Saat berada di rumah, Sukanto Tanoto berbicara dalam bahasa Hokkian dengan istrinya, Tinah Bingei; dialek Minnan dengan saudara laki-lakinya, dan Mandarin dengan anak-anaknya. Keempat anaknya, Andre Tanoto, Imelda Tanoto, Belinda Tanoto, dan Anderson Tanoto, lulus dari Wharton Business School Amerika dan satu sama lain berkomunikasi dalam bahasa Inggris, dan terkadang dalam bahasa Indonesia. Saat makan malam bersama, mereka biasanya berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa. Satu hal itu membuat keluarga ini makin menarik.

Sekalipun jadwalnya padat, Sukanto Tanoto selalu hadir dalam kehidupan anak-anaknya dan berperan penting dalam membentuk karakter mereka.

Sukanto Tanoto – Forbes Indonesia 2012 – #7

Sukanto Tanoto

sukanto tanoto biography

Sumber: daftar: bilioner, tahun: 2013

Kekayaan Bersih: 2,8 biliun dolar Amerika pada Maret 2013

Sekilas pandang

  • Usia: 63 tahun
  • Sumber Kekayaan: Beraneka ragam, usaha sendiri
  • Kewarganegaraan: Indonesia
  • Status: Menikah
  • Anak: 4 orang

 Daftar Forbes

  • Urutan ke-503 bilioner dunia
  • Urutan ke-5 di Indonesia
  • Urutan ke-418 di dunia pada tahun 2012

http://www.forbes.com/profile/sukanto-tanoto/

Pada usia 17 tahun Sutanto Tanoto mulai bekerja dalam bisnis keluarga, mulai dari berjualan onderdil hingga mendirikan perusahaan minyak dan gas. Sebagai anak laki-laki tertua dalam keluarga, dia mengambil alih bisnis dan memperluasnya menjadi pembangunan pipa gas untuk berbagai perusahaan multinasional, sebuah bisnis yang menguntungkan selama krisis minyak pada tahun 1972.

Sekarang, perusahaan terbesarnya, Royal Golden Eagle (RGE), memiliki perusahaan minyak sawit Asian Agri, pembuat kertas Asia Pacific Resources International Ltd., dan pemegang saham dalam Sateri Holdings—produsen selulosa, investasi terbesarnya itu telah menjadi perusahaan terbuka. Dia mendirikan Tanoto Foundation lebih dari 10 tahun lalu untuk memberikan beasiswa, penghargaan kepada para guru dan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil. Dia menerima penghargaan Dean’s Medal dari Wharton, suatu penghargaan tertinggi di sekolah itu, pada Oktober 2012. Tiga anaknya lulus dari Wharton dan Tanoto duduk dalam Dewan Pengawas.

Kutipan Sukanto Tanoto

Sukanto Tanoto’s Quotes

clarity

Sebagai seorang pemimpin visioner, Sukanto Tanoto percaya pada nilai-nilai bisnis yang selalu dibagikannya kepada para pegawainya. Kutipan-kutipan ini berharga dan membantu menyatukan setiap visi pegawai ke dalam visi perusahaan. Kutipan-kutipan ini juga bertindak bagaikan makanan yang memotivasi para pegawai untuk bekerja keras mencapai kesuksesan. Sukanto Tanoto selalu memotivasi dan membimbing para pegawainya, ia pun selalu bersedia untuk membagikan pengalamannya khususnya kepada kaum muda, sehingga ia memperoleh respek dari orang-orang di sekitarnya.

  1. Tiga Hal Mendasar (3P) – Bisnis seharusnya bermanfaat untuk manusia (People), bermanfaat untuk planet (Planet), dan bermanfaat untuk menghasilkan profit (Profit).
  2. “Di Finlandia dibutuhkan waktu 70-100 tahun untuk menumbuhkan sebatang pohon, Anda menanam pohon untuk cucu Anda. Di Spanyol atau Portugal dibutuhkan 20-25 tahun, itu untuk anak Anda. Di Indonesia, Anda bisa menumbuhkan sebatang pohon untuk diri Anda sendiri dalam 7-10 tahun.”

Hal-hal yang Memotivasi

  1. “Kita membangun sebuah bisnis, bukan sebuah proyek.”
  2. Ketekunan – “Jika Anda ingin melakukan sesuatu, Anda harus siap untuk berkorban, mengambil komitmen, dan menerima tanggung jawab.”
  3. Teruslah belajar mandiri – “Ketika kita melakukan sesuatu, kita belajar sesuatu.”
  4. “Melakukan kesalahan pada usaha pertama terkadang tidak dapat dihindari. Namun, yang penting adalah kita harus belajar dari kesalahan-kesalahan itu dan tidak mengulanginya lagi.”